Ilmu Nani Wartabone. monumen Nani Wartabone (sumber Arfandi Ibrahim/liputan6com) Api membara di dadamu menyeruak menggetarkan sumsum tulang mengalir bak sungai merah muncrat dalam dekapan tangan terhias tombak dan pedang semangat heroik mewarnai sepak terjangmu memadu rasa para pengikut setiamu merdeka atau mati.

Nani Wartabone Pejuang Kemerdekaan Tiga Zaman dari Gorontalo (19231986) Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuann Sosial IKIP PGRI Wates Yogyakarta 2012 Tujuan penulisan skripsi ini untuk mengkaji perjuangan Nani Wartabone dalam melewati tiga zaman di Indonesia yaitu zaman penjajahan Belanda zaman pendukan Jepang dan zaman pasca kemerdekaan Indonesia.
Nani Wartabone Kompasiana.com
Nani Wartabone kemudian mulai memimpin pergerakan untuk melawan kependudukan Jepang Namun sayangnya Nani tidak kuasa melawan kekuatan Negeri Matahari Terbit itu Nani Wartabone akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Manado pada 30 Desember 1943 Ia baru dilepaskan Jepang pada 6 Juni 1945 ketika tandatanda kekalahan Jepang dari sekutu mulai nampak.
UNIVERSITAS NANI WARTABONE
Peristiwa Hari Patriotik 23 Januari 1942Jepang Menguasai GorontaloJepang KalahDitangkap BelandaKembali Ke GorontaloMelawan PermestaNani Wartabone kemudian mendengar Jepang telah menduduki Manado Orangorang Belanda melarikan diri ke Poso Hal ini membuat orang Belanda di Gorontalo menjadi ketakutan dan bersiap pergi dengan terlebih dahulu melakukan bumi hangus Dia merasa waktu perlawanan terhadap Belanda telah tiba Pada tanggal 22 Januari 1942 Belanda membakar kapal motor Kalio dan gudang kopra di pelabuhan Mengetahui hal ini ia menyiapkan senjata dan para pemuda Jumat pagi 23 Januari 1942 pasukan yang dipimpin langsung olehnya berangkat dari Suwawa menuju Gorontalo Sepanjang perjalanan banyak rakyat ikut bergabung Pukul 0900 pagi semua pejabat Belanda di Gorontalo berhasil ditangkap Setelah itu Ia memimpin rakyat menurunkan bendera Belanda dan mengibarkan bendera Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya Kemudian Ia berpidato Sore harinya Nani Wartabone memimpin rapat pembentukan Pucuk Pimpinan Pemerintahan Gorontalo (PPPG) yang berfungsi sebagai Badan Perwakilan Rakyat (BPR) dan Nani dip Sebulan sesudah “Proklamasi Kemerdekaan Nasional” di Gorontalo tentara Jepang mulai mendarat Pada 26 Februari sebuah kapal perang Jepang yang bertolak dari Manadoberlabuh di pelabuhan Gorontalo Nani Wartabone menyambut baik bala tentara Jepang ini dengan harapan kehadiran mereka akan menolong PPPG Ternyata sebaliknya Jepang justru melarang pengibaran bendera Merah Putih dan menuntut warga Gorontalo bersedia tunduk pada Jepang Nani Wartabone menolak permintaan ini Namun karena tidak kuasa melawan Jepang ia kemudian memutuskan meninggalkan kota Gorontalo dan kembali ke kampung kelahirannya Suwawa tanpa ada penyerahan kedaulatan Di Suwawa Nani Wartabone mulai hidup sederhana dengan bertani Rakyat yang berpihak kepada Nani Wartabone akhirnya melakukan mogok massal sehingga Gorontalo bagaikan kota mati Melihat situasi ini Jepang melalui kaki tangannya melancarkan fitnah bahwa Nani Wartabone sedang menghasut rakyat berontak kepada Jepang Akibat fitnah itu Nani Wartabone ak Setelah menyerah kepada Sekutu Jepang masih tetap menghormati Nani Wartabone sebagai pemimpin rakyat Gorontalo Ini terbukti dengan penyerahan pemerintahan Gorontalo dari Jepang kepada Nani Wartabone pada tanggal 16 Agustus1945 Sejak hari itu Sang Saka Merah Putih kembali berkibar di bumi Gorontalo setelah diturunkan Jepang sejak 6 Juni 1942 Anehnya setelah penyerahan kekuasaan itu Nani Wartabone dan rakyat Gorontalo tidak mengetahui telah terjadi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta keesokan harinya Mereka baru mengetahuinya pada 28 Agustus 1945 Untuk memperkuat pemerintahan nasional di Gorontalo yang baru saja diambil alih dari tangan Jepang itu Nani Wartabone merekrut 500 pemuda untuk dijadikan pasukan keamanan dan pertahanan Mereka dibekali dengan senjata hasil rampasan dari Jepang dan Belanda Pasukan ini dilatih sendiri oleh Nani Wartabone sedangkan lokasi latihannya dipusatkan di Tabuliti Suwawa Wilayah ini sangat strategis berada di atas sebuah bukit yang Sayangnya keadaan ini tidak berlangsung lama karena Sekutu masuk Bagi Belanda yang memboncengi Sekutu ketika itu Nani Wartabone adalah ancaman serius bagi niat mereka untuk kembali menjajah Indonesia khususnya Gorontalo Mereka berpurapura mengundang Nani Wartabone berunding pada 30 November 1945di sebuah kapal perang Sekutu yang berlabuh di pelabuhan Gorontalo lalu Belanda menawannya Nani Wartabone langsung dibawa ke Manado Di hadapan Pengadilan Militer Belanda di Manado Nani Wartabone dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun dengan tuduhan makar pada tanggal 23 Januari 1942 Dari penjara di Manado Nani Wartabone dibawa ke Morotai yang kemudian dipindahkah ke penjara Cipinang di Jakarta pada bulan Desember 1946 Hanya sebelas hari di Cipinang Nani kembali dibawa ke penjara di Morotai Di sini ia kembali mengalami siksaan fisik yang sangat kejam dari tentara pendudukan Belanda Dari Morotai ia dikembalikan lagi ke Cipinang sampai dibebaskan pada tanggal 23 Januari 1949 Tanggal 2 Februari 1950 Nani Wartabone kembali menginjakkan kakinya di Gorontalo negeri yang diperjuangkan kemerdekaannya Rakyat dan Dewan Nasional yang berjuang bersamanya menyambut kehadirannya dengan perasaan gembira bercampur haru dan tangis Kapal Bateku yang membawa Nani Wartabone disambut di tengah laut oleh rakyat Gorontalo Nani Wartabone kemudian ditandu dari pelabuhan dibawa keliling kota dengan semangat patriotisme Rakyat kemudian membaiatnya untuk menjadi kepala pemerintahan kembali Namun Nani Wartabone menentang bentuk pemerintahan Republik Indonesia Serikat(RIS) yang ada pada saat itu Gorontalo sendiri berada dalam Negara Indonesia Timur Menurutnya RIS hanyalah pemerintahan boneka yang diinginkan Belanda agar Indonesia tetap terpecah dan mudah dikuasai lagi Nani Wartabone kembali menggerakkan rakyat Gorontalo dalam sebuah rapat raksasa pada tanggal 6 April 1950 Tujuan rapat raksasa ini adalah menolak RIS dan bergabung dengan NKRI Peristiwa ini menandakan b Ketenangan hidup Nani Wartabone sebagai petani kembali terusik ketika PRRI/PERMESTA mengambil alih kekuasaan di Gorontalo setelah Letkol Ventje Sumualdan kawankawannya memproklamasikan pemerintahan PRRI/PERMESTA di Manado pada bulan Maret 1957 Jiwa patriotisme Nani Wartabone kembali bergejolak la kembali memimpin massa rakyat dan pemuda untuk merebut kembali kekuasaan PRRI/PERMESTA di Gorontalo dan mengembalikannya ke pemerintahan pusat di Jakarta Sayangnya pasukan Nani Wartabone masih kalah kuat persenjataanya dengan pasukan pemberontak Oleh karena itu ia bersama keluarga dan pasukannya terpaksa masuk keluar hutan sekadar menghindar dari sergapan tentara pemberontak Saat bergerilya inilah pasukan Nani Wartabone digelari “Pasukan Rimba” Berbagai cara dilakukan Nani Wartabone agar bisa mendapat bantuan senjata dan pasukan dari Pusat Baru pada bulan Ramadhan 1958 datang bantuan pasukan tentara dari Batalyon 512 Brawijaya yang dipimpin oleh Kapten Acub Zaenaldan pasukan dar.
Nani Wartabone Pejuang Kemerdekaan Tiga Zaman Okta Viana
FAKULTAS DAN PROGRAM STUDI UNIVERSITAS NANI WARTABONE 1 Fakultas Farmasi (FARSI) Program Studi Ilmu Farmasi (SFarm) Kompetensi Lulusan Lulusan Program Studi Ilmu Farmasi dibekali dengan pengetahuan etika ketrampilan dan kemampuan teknis serta manajerial di bidang farmasi Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memanfaatkan Obat Asli.
Musserellus Gen Nov And Five New Species Of Fleas Siphonaptera Stivaliidae From Murid Rodents In Sulawesi And West Papua Indonesia
Hikayat Nani Wartabone dan 23 Januari 1942 Hari Kemerdekaan
Wikipedia Nani Wartabone
Nani Wartabone Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nani Wartabone (30 April 1907 – 3 January 1986) was a politician from Gorontalo who was declared a National Hero of Indonesia in 2003 Wartabone became involved with social work as secretary of the Jong Gorontalo in Surabaya in 1923 Five years later he became chairman of the Gorontalo branch of the Indonesian National Party (PNI) Nationality IndonesianYears active 1923–1986Occupation PoliticianAwards.